Ujian Waktu “Belajar untuk bersabar”
Markus 5 : 21-43
NAS (AYAT 36) “ Tetapi Yesus
tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadah:
‘Jangan takut, percaya saja!’”
Meski mengalamai masa-masa yang
kering nabi habakuk tetap menguatkan hati kepada Tuhan: “..aku akan
bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Tuhan Allah yang
menyelamatkan aku. Allah Tuhanku itu kekuatanku; ia membuat kakiku seperti kaki
rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.” (Habakuk 3 :
18-19).
Pada saat yang tepat kesabaran
kita pasti akan membuahkan hasil , musim gugur akan segera berlalau dan
berganti dengan musim semi. “Seorang petani yang bekerja
keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.” ( 2 Timotius
2:6). Di musim semi inilah segala jerih lelah kita akan terbayar, apa yang kita
tabur akan kita tuai, setiap pergumulan kita akan segera terjawab. Akhirnya “orang-orang
yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.” (Maz
126:5).
Belajar sabar berarti selalu
mengucak syukur kepada Tuhan di segala keadaan dan memiliki penyerahan penuh
kepadaNya. “Saudara-saudara,
janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan,” (Yakobus
5:9). Lawan kata bersyukur adalah
bersungut-sungut dan mengomel. Jika kita bertindak demikian kita sedang melangkah
menjauh dari penggenapan janji Tuhan. Karena itu “Mengucap syukurlah dalam
segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
(1 Tes 5 ; 18). Belajar sabar berarti
belajar percaya pula. Saat dalam perjalanan menuju rumah Yairus, seorang kepala
rumah ibadat yang anakanya sedang sakit keras- langkah Yesus sempat tertahan
karena Ia bertemu dengan wanita yang mengalami pendarahan selama 12 tahun,
sehingga mujizat bagi anak Yairus sepertinya tertunda: anak yairus itu pun
meninggal dunia. Tetapi pada saaat yang tepat Yesus tidak menyembuhakan anak
yairus itu, melaikan membangkitkannya dari antara orang mati. Dahsyat!
Abraham membutuhkan waktu 25
tahun sebelum mengalamai penggenapan janji Tuhan untuk mendaptkan keturunan.
Ketika dipanggil keluar dari negeri nenek moyangnya (Ur-Kasdim) dan mendaptkan
janji-janji Tuhan, dan kemudian Alkitab mencatat bahwa ia “..berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya lahir baginya.”
(Kej 21:5)
Contoh lain adalh kaleb, ia harus
menunggu 45 tahun untuk mengaalami penggenapan janji Tuhan dalam hidupnya.
(Yosua 14:10 ; Yosua 10:13). Tuhan seperti menutup mata dan tidak memperhatikan
ketekunan mereka sampai terjadi penundaan begitu lama sehingga semua nampak
buruk, tetapi dari kisah tokoh Alkita ini Tuhan menegaskan bahwa.. “..Semua
orang yang menantikan Engkau takkan mendapatkan malu,”.. (maz 25 ; 3a)
Sepertinya Tuhan menunda-nunda
waktu untuk menjawab doa kita, ternyata dibalik penundaan itu ada
perkara-perkara yang heran dan ajaib yang akan dinyatakan!
Cepat atau lambat janji Tuhan
Pasti digenapiNya.!
Tuhan tidak pernah terlambat atau
terlalu cepat untuk menolong kita, yang Ia kehendaki adalah kita belajar untuk
bersabar, tetap mengucap syukur dan percaya kepadaNya.!